Etika secara umum
adalah tentang baik atau buruk, benar atau salah suatu pemahaman atau tindakan
tertentu. Ada pihak yang mengatakan kalau hal tersebut sangat personal. Sebenarnya
apa yang disebut sebagai baik atau benar? Tentu pemahaman akan hal tersebut
berbeda antara satu orang dengan orang lainnya bergantung kepada latar belakang
mereka, konteksnya, dll. Namun ada juga yang mengatakan kalau terdapat etika
yang sifatnya universal. Misalnya
seperti jangan membunuh, jangan mencuri, dll.
Kalau begitu,
apakah etika membatasi pikiran kreatif manusia? Suatu hal yang dianggap kreatif
adalah ketika hal tersebut bersifat baru, inovatif, dan bermanfaat bagi kelompok masyarakat sasarannya. Dengan
demikian, apakah produk kreatif seseorang mesti memenuhi etika yang berlaku?
Padahal terdapat
juga produk kreatif yang sangat solutif untuk masyarakat, namun berpotensi
melanggar etika yang selama ini sudah berlaku.
Disaat seperti
ini, bagaimana masyarakat memutuskan keberlakuan produk kreatif tersebut?
Tidak ada yang
dapat membatasi seseorang dalam berpikir, kecuali diri mereka sendiri dengan
nilai dan prinsip yang mereka anut. Nilai-nilai yang berlaku di dalam
masyarakat mungkin terkesan kaku dan sulit berubah. Namun, nilai-nilai yang
berlaku itu pun bukan berarti sama sekali tidak berubah. Kalau aku diberi izin
untuk berpendapat (yang tentu saja boleh karena Ratu Gabut adalah blogku :D),
etika memang berpotensi membatasi eksekusi dari proses kreatif seseorang. Tidak
akan ada suatu pemikiran kreatif terhadap suatu hal yang tidak membutuhkan
solusi, artinya suatu hal yang sudah ada dan memenuhi etika masyarakat yang
berlaku ternyata belum sepenuhnya memberikan kepuasan terhadap seluruh anggota
masyarakat tersebut. Masih ditemukan masalah, dan masalah menghadirkan
pemikiran untuk memecahkannya secara efektif dan efisien.
Aku setuju dengan betapa pentingnya anggota masyarakat untuk memahami dan melaksanakan etika yang berlaku, namun aku juga setuju kalau masyarakat dan etika itu berkembang sesuai perubahan zaman. Apa yang dahulu tidak ada / dilarang sekarang toh dilaksanakan juga, seperti perempuan yang dulu tidak boleh sekolah, Youtube yang perlahan menggantikan televisi, e-mail yang juga menggantikan surat-menyurat, dll. Sekaku apapun suatu etika, tetap saja tidak ada yang bisa menolak perubahan zaman.
Aku setuju dengan betapa pentingnya anggota masyarakat untuk memahami dan melaksanakan etika yang berlaku, namun aku juga setuju kalau masyarakat dan etika itu berkembang sesuai perubahan zaman. Apa yang dahulu tidak ada / dilarang sekarang toh dilaksanakan juga, seperti perempuan yang dulu tidak boleh sekolah, Youtube yang perlahan menggantikan televisi, e-mail yang juga menggantikan surat-menyurat, dll. Sekaku apapun suatu etika, tetap saja tidak ada yang bisa menolak perubahan zaman.
Oleh karena itu,
pelaku-pelaku kreatif yang dianggap melanggar etika tidak perlu rendah diri
dulu. Asal memang memberi manfaat bagi banyak orang dan tidak melanggar HAM,
produk kreatif tersebut (yang belum diterima masyarakat) mungkin saja akan
diterima nantinya. Boleh saja target sasarannya dipikirkan kembali, atau
dilakukan suatu inovasi lagi agar masyarakat merasa nyaman untuk menggunakan produk
tersebut.
Para pelaku sejarah
adalah para pemberontak yang kreatif :D
Sumber gambar : Google.com
No comments:
Post a Comment